BAB II
PEMBAHASAN
Hambatan-Hambatan Dalam Komunikasi
Hambatan
diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-Zain, 1994:489). Dalam konteks
komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun semantik), Gangguan ini masih
termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy, 1993:45). Efektivitas komunikasi
salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar hambatan komunikasi
yang terjadi.
A. Hambatan
Dalam Komunikasi
Banyak hal
yang bisa menghambat untuk terjadinya komunikasi yang efektif. Menurut Leonard
R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel sebagaimana
yang dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap komunikasi
yang efektif, yaitu :
1. Mendengar. Biasanya kita mendengar
apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling
kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik
bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2. Mengabaikan
informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai
sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika
ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung
mengabaikannya.
4. Persepsi
yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si
pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa
menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
5. Kata
yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata
yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang
sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya.
Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam
kemudian.
6. Sinyal
nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi
– tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada
yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang
berlangsung.
7. Pengaruh
emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima
informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan
ditanggapinya.
8. Gangguan.
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak
yang jauh, dan lain sebagainya.
B. Hambatan Dalam
Komunikasi massa
1. Hambatan Psikologis
a)
Kepentingan (Interenst)
Kepentingan akan membuat seseorang
selektif dalam menanggapi atau menghayati
pesan. Sebagaimana telah
diketahui bahwa komunikan dalam komunikasi masal sangat heterogen (usia, jenis kelamin,
pekerjaan, pendidikan, dll). Hal ini memungkinkan setiap individu komunikan
memiliki kepentingan yang berbeda .
Atas
dasar kepentingan yang berbeda, maka setiap individu komunikan akan melakukan
seleksi terhadap pesan yang diinginkannya (manfaat/kegunaan).
b)
Prasangka (prejudice)
Prasangka berkaitan dengan persepsi
orang tentang seseorang atau sekelompok orang lain, dan sikap serta perilakunya
terhadap mereka. Persepsi
adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ditentukan
oleh faktor personal (fungsional): kebutuhan, pengalaman masa lalu, peran dan
status. Persepsi
juga ditentukan oleh faktor
situasional (struktural): Jika kita ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak
dapat menilai fakta-fakta yang terpisah; kita harus memandangnya dalam hubungan
keseluruhan. Apabila suatu proses komunikasi sudah diawali
oleh kecurigaan (prasangka) maka tidak akan efektif.
c)
Stereotif (stereotype)
Prasangka sosial bergandengan dengan stereotif
yang merupakan gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat-sifat dan watak
pribadi orang atau golongan lain yang bercorak negatif. Stereotif misalnya
tercermin pada: orang Batak itu berwatak keras, orang Sunda manja, dll. Apabila dalam proses komunikasi massa ada
komunikan yang memiliki stereotif tertentu pada komunikatornya, maka dapat
dipastikan pesan apapun tidak akan bisa diterima oleh komunikan.
d)
Motivasi (motivation)
Motifasi merupakan suatu pengertian yang
melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri
manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu. Setiap orang akan
berbeda-beda ketika mendengar, melihat atau membaca informasi. Tanggapan setiap orang
pun akan berbeda-beda pula sesuai dengan motivasinya.
2. Hambatan
Sosiokultural
a)
Aneka
etnik
Untuk
kasus Indonesia, terdapat ribuan pulau
dari Sabang sampai Merauke. Satu sisi kenyataan tersebut menjadi kekayaan yang
tak terhingga nilainya. Namun di sisi lain realitas tersebut menjadi salah satu
faktor penghambat dalam kegiatan komunikasi massa.
b)
Perbedaan norma sosial
Perbedaan budaya sekaligus juga
menimbulkan perbedaan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Pada konteks
seperti itu, komunikator komunikasi massa harus bersikap hati-hati, terutama
dalam menyusun pesan. Dalam arti apakah pesan yang akan disampaikan tidak akan
melanggar norma sosial tertentu. Komunikator perlu membekali dirinya dengan
beragam pengetahuan mengenai norma sosial yang berlaku di masyarakat luas.
c)
Kurang mampu berbahasa Indonesia
Keragaman etnik menyebabkan
keragaman bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Pada gilirannya dapat
menyulitkan penyebarluasan kebijakan program-program pemerintah yang dikomunikasikan
kepada para komunikan.
d)
Faktor semantik
Semantik adalah pengetahuan tentang
pengertian atau makna kata yang sebenarnya. Hambatan semantik adalah hambatan
mengenai bahasa. Hambatan
semantik dapat diakibatkan oleh tiga hal: komunikator terlalu cepat dalam
berbicara, adanya perbedaan makna kata, dan adanya pengertian yang konotatif.
e)
Faktor pendidikan
Khalayak dalam komunikasi massa
bersifat heterogen, salah satunya pada aspek pendidikan. Masalah akan timbul
manakala komunikan
yang berpendidikan rendah tidak dapat mencerna pesan komunikasi massa secara
benar karena keterbatasan daya nalar dan daya tangkapnya.
f)
Faktor mekanis
Faktor mekanis merujuk kepada
berbagai hambatan pada komunikasi massa yang disebabkan oleh terganggunya
peralatan. Misalnya, kurang jelas atau
kurang keras nya speaker atau pengeras suara yangt merupakan suatu peralatan
yang sangat penting dalam komunikasi massa.
3. Hambatan
Interaksi Verbal
a)
Polarisasi
Polarization adalah kecenderungan
untuk melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan menguraikannya dalam bentuk
ekstrem, seperti baik atau buruk, positif atau negatif, sehat atau sakit,
pandai atau bodoh, dll. Kita mempunyai kecenderungan kuat untuk melihat titik-titik
ekstrem dan mengelompokkan manusia, objek, dan kejadian dalam bentuk lawan kata
yang ekstrem. Sementara banyak juga orang-orang berada pada titik tengah-tengah
dari keekstriman tersebut.
Seandainya
komunikator maupun komunikan melihat seperti itu maka sudah dapat dipastikan di
antara keduanya selalu akan terjadi sikap apriori (berselisih paham). Padahal pada konteks
tersebut dibutuhkan komunikator dan komunikan harus bersikap netral. Dalam hal ini, konsentrasi komunikator pada saat
berbicara harus di perhatikan, karena dapat memberikan kesan yang kurang baik
bagi para komunikan.
b)
Orientasi intensional
Intensional orientation mengacu
kepada kecenderungan kita untuk melihat manusia, objek dan kejadian sesuai
dengan ciri yang melekat pada mereka. Intensional orientation terjadi bila kita
bertindak seakan-akan label adalah lebih penting daripada orangnya sendiri.
Dalam proses komunikasi massa,
orientasi intensional biasanya dilakukan oleh komunikan terhadap komunikator,
bukan sebaliknya. Misalnya, seorang
komunikan yang berbicara, dan kebetulan wajah nya tersebut kurang
menarik, maka biasanya komunikan akan intensional menilainya sebagai tidak
menarik sebelum mendengar apa yang dikatakannya. Cara mengatasinya yaitu
dengan cara ekstensionalisasi, yaitu dengan memberikan perhatian utama kita
pada manusia, benda atau kejadian-kejadian di dunia ini sesuai dengan apa yang
kita lihat.
c)
Evaluasi statis
Pada suatu ketika kita melihat
seorang komunikator X berbicara.
Menurut persepsi kita, cara berkomunikasi dan materinya tidak baik, sehingga
kita membuat abstraksi tentang komunikator
tersebut tidak baik. Evaluasi kita tentang komunikator tersebut bersifat statis
(tidak berubah). Akibatnya, mungkin selamanya kita tidak akan mau melihat atau mendengar
komunikator tersebut. Padahal sangat mungkin gaya komunikator tersebut berubah menjadi
lebih baik dan menarik.
d)
Indiskriminasi
Indiscrimination terjadi bila
komunikan memusatkan perhatian kepada kelompok orang, benda atau kejadian dan
tidak mampu melihat bahwa masing-masing bersifat unik atau khas dan perlu
diamati secara individual. Indiscrimination merupakan bagian dari stereotif
(sikap generalisasi). Dalam
indiskriminasi, jika komunikan dihadapkan dengan seorang komunikator, reaksi
pertama komunikan itu adalah memasukan komunikator ke dalam kategori tertentu,
mungkin menurut suku, agama, dll. Misalnya orang Batak cenderung berwatak
keras. Cara untuk menghilangkan indiskriminasi yaitu dengan cara memandang
seseorang secara individual.
C. Hambatan
Dalam Komunikasi Individual
Hambatan dalam komunikasi individual adalah sebagai
berikut :
1)
Perbedaan Persepsi dan Bahasa Persepsi
merupakan interpretasi pribadi atas sesuatu hal. Definisi seseorang mengenai
suatu kata mungkin berbeda dengan orang lain.
2)
Pendekatan yang buruk Walaupun sudah
mengetahui cara mendengar yang baik, ternyata menjadi pendengar yang baik
tidaklah mudah. Dalam keadaan melamun atau lelah memikirkan masalah lain,
seseorang cenderung kehilangan minat mendengarnya.
3)
Gangguan Emosional Dalam keadaan
kecewa, marah, sedih, atau takut, seseorang akan merasa kesulitan saat menyusun
pesan atau menerima pesan dengan baik. Secara praktis, tidak mungkin
menghindari komunikasi ketika sedang ada dalam keadaan emosi. Kesalahpahaman
sering terjadi akibat gangguan emosional.
4)
Perbedaan Budaya Berkomunikasi dengan
orang yang berbeda budaya tidak dapat dihindari, terlebih lagi zaman
globalisasi ini. Perbedaan budaya merupakan hambatan yang paling sulit diatasi.
5)
Gangguan Fisik
Pengirim atau penerima mungkin
terganggu oleh hambatan yang bersifat fisik seperti akustik yang jelek, tulisan
yang tidak dapat dibaca, cahaya yang redup, atau masalah kesehatan. Gangguan
fisik bisa mengganggu konsentrasi dalam berkomunikasi. Setiap komunikator
selalu mengharapkan agar komunikasi yang dilaksanakannya dapat mencapai tujuan
dengan apa yang telah diharapakannya.
D. Hambatan
Dalam Komunikasi Dalam Budaya
Hambatan Komunikasi Antar Budaya
Hambatan
komunikasi atau yang juga dikenal sebagai communication barrier adalah segala
sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi
yang efektif (Chaney & Martin, 2004, p.
11). Contoh dari hambatan komunikasi antabudaya adalah kasus anggukan kepala,
dimana di Amerika Serikat anggukan kepala mempunyai arti bahwa orang tersebut
mengerti sedangkan di Jepang anggukan kepala tidak berarti seseorang setuju
melainkan hanya berarti bahwa orang tersebut mendengarkan. Dengan memahami
mengenai komunikasi antar budaya maka hambatan komunikasi (communication
barrier) semacam ini dapat kita lalui.
Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi
Antar Budaya
Hambatan
komunikasi (communication barrier) dalam komunikasi antar budaya (intercultural
communication) mempunyai bentuk seperti sebuah gunung es yang terbenam di dalam
air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air
(above waterline) dan dibawah air (below waterline). Faktor-faktor hambatan
komunikasi antar budaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah
faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam
ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam
ini adalah persepsi (perceptions), norma (norms), stereotip (stereotypes),
filosofi bisnis (business philosophy), aturan (rules),jaringan (networks),
nilai (values), dan grup cabang (subcultures group).
Sedangkan terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi
antar budaya yang berada diatas air (above waterline). Hambatan komunikasi
semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang
berbentuk fisik.
Hambatan-hambatan tersebut adalah (Chaney & Martin, 2004, p. 11 – 12):
1.
Fisik (Physical)
Hambatan komunikasi semacam ini berasal
dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri, dan juga media fisik.
2. Budaya (Cultural)
Hambatan ini berasal dari etnik yang
berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu
dengan yang lainnya.
3. Persepsi (Perceptual)
Jenis hambatan ini muncul dikarenakan
setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Sehingga
untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang
berbeda-beda.
4. Motivasi (Motivational)
Hambatan semacam ini berkaitan dengan
tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang
menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah pendengar tersebut
sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan
komunikasi.
5. Pengalaman (Experiantial)
Experiental adalah jenis hambatan yang
terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama
sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda
dalam melihat sesuatu.
6. Emosi (Emotional)
Hal ini berkaitan dengan emosi atau
perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi pendengar sedang buruk maka
hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui.
7. Bahasa (Linguistic)
Hambatan komunikasi yang berikut ini
terjadi apabila pengirim pesan (sender)dan penerima pesan (receiver)
menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti
oleh penerima pesan.
8. Nonverbal
Hambatan nonverbal adalah hambatan
komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan
komunikasi. Contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan
(receiver) ketika pengirim pesan (sender) melakukan komunikasi. Wajah marah yang
dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja
pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan
kepada penerima pesan.
9. Kompetisi (Competition)
Hambatan semacam ini muncul apabila
penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan. Contohnya
adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena melakukan 2 (dua)
kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan yang
disampaikan melalui telepon selularnya secara maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar