This is default featured slide 1 title

Easy to customize it, from your blogger dashboard, not needed to know the codes etc. Video tutorial is available, also a support forum which will help to install template correctly. By DeluxeTemplates.net

This is default featured slide 2 title

Easy to customize it, from your blogger dashboard, not needed to know the codes etc. Video tutorial is available, also a support forum which will help to install template correctly. By DeluxeTemplates.net

This is default featured slide 3 title

Easy to customize it, from your blogger dashboard, not needed to know the codes etc. Video tutorial is available, also a support forum which will help to install template correctly. By DeluxeTemplates.net

This is default featured slide 4 title

Easy to customize it, from your blogger dashboard, not needed to know the codes etc. Video tutorial is available, also a support forum which will help to install template correctly. By DeluxeTemplates.net

This is default featured slide 5 title

Easy to customize it, from your blogger dashboard, not needed to know the codes etc. Video tutorial is available, also a support forum which will help to install template correctly. By DeluxeTemplates.net

Kamis, 14 Juni 2012

PROSES DAN KONDISI BELAJAR GERAK


BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Proses Belajar Gerak
Proses belajar yang bertujuan untuk menguasai gerakan keterampilan berlangsung dalam 3 tahapan atau fase.
Tiga fase belajar gerak menurut FITTS dan POSNER.
1.      Fase Kognitif
Fase kogtinif merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan.  Disini pelajar berusaha untuk memahami bentuk gerakan yang dipelajari,  kemudian mencoba untuk melakukan berulang-ulang.  Pada fase ini aktivitas kognitif atau aktivitas berpikir masih menonjol karena harus berusaha memahami bagaimana bentuk gerakan dan bagaimana harus melakukannya. 
Pada saat pelajar mencoba berulang-ulang melakukan gerakan, gerakannya masih sangat dipengaruhi oleh fikirannya.  Ia berusaha menampilkan bayangan gerakan yang ada dalam pikirannya kedalam gerakan yang nyata,  pada awalnya seringkali pelajar masih mengalami kesulitan.  Namun dengan cara berulang ulang, pelajar akan mampu melakukannya dengan bentuk gerakan yang makin menyerupai dengan gerakan yang dibayangkannya
.



2.      Fase Asosiatif
Fase asosiatif merupaka fase kedua dalam belajar gerak keterampilan.  Yang membatasi antara fase kognitif dan fase asosiatif adalah dalam hal rangkaian gerak yang biasa dilakukan oleh pelajar.  Pada fase asosiatif, pelajar sudah sampai pada taraf merangkaikan bagian-bagian gerakan secara keseluruhan.
Pada fase asosiatif ini, dengan cara melakukan rangkaian gerakan secara berulang ulang,  penguasaan atas gerakan akan  semakin meningkat. Peningkatan penguasaan atau keterampilan gerak akan Nampak dalam hal: gerakan semakin lancer, makin sesuai dengan kemauan atau makin sesuai dengan bayangan gerakan yang ingin dilakukan, kesalahan gerakan semakin berkurang  dan semakin konsisten, dan pelaksanaannya semakin halus.
3.      Fase Otonom
Fase otonom merupakan fase akhir dalam pembelajaran keterampilan gerak.  Pada fase ini pelajar mencapai tingkat penguasaan gerakan yang paling tertinggi.  Pelajar bias melakukan rangkaian gerakan keterampilan secara otonom dan secara otomatis.  Gerakan bias dilakukan secara otonom artinya bahwa pelajar mampu melakukan gerakan keterampilan tertentu walaupun pada saat yang bersamaan ia harus melakukan aktivitas lain.
Gerakan yang otomatis adalah gerakan yang bias dilakukan seperti yang bisa dilakukan secara otomatis adalah gerakan yang bisa dilanjutkan seperti yang dikehendaki walaupun ia tidak memikirkan unsur-unsur bentuk bentuk gerakan yang ingin dilakukan itu.  Misalnya pada pemain sepak bola yang sedang mendribling, begitu ia mengamati bahwa bolanya akan direbut oleh lawan maka secara otomatis dia akan menjauhkan bola tersebut baik itu dengan cara mendribling lebih cepat atau melakukan gerakan membelokan bola (Caping).
Untuk mencapai pada fase otomom, diperlukan pemraktikan gerakan berulang ukang kasi secara teratur dalam jumlah ulangan yang banyak sekali dalam jangka waktu yang relatif  lama.  Gerakan yang telah mampu dilakukan secara otomatis, akan sulit untuk diubah polanya.  Oleh karena itu bagi pelatih olahraga perlu berhati-hati dalam melatihkan bentuk gerakan tertentu.
2.2  Kondisi Belajar Gerak
Kondisi belajar gerak adalah suatu keadaan yang diperlukan agar proses belajar gerak dapat berlangsung kea rah pencapaian tujuan.  Keadaan yang diperlukan itu meliputi keadaan yang perlu ada pada diri pelajar dan keadaan yang ada di luar diri pelajar yang berpengaruh atau yang kenakan pada diri pelajar.
Kondisi belajar gerak meliputi kondisi internal dan kondisi eksternal yang masing-masing meliputi beberapa kondisi.
1.      Kondisi Internal
Kondisi internal adalah keadaan pada diri pelajar yang diperlukan selama proses belajar berlangsung.  Selama proses belajar gerak, pelajar perlu :
1)      Berusaha mengingat bentuk bagian-bagian gerakan yang dipelajari.
2)      Berusaha mengingat urutan rangkaian dari bagian-bagian gerakan dalam gerakan keterampilan secara keseluruhan.
Pada awal dari proses belajar gerak di mana pelajar harus berusaha memahami gerakan, yang perlu dipahami kemudian diingatnya adalah bagian-bagian dari gerakan dan urutan rangkaiannya.  Istilah mengingat dalam pembahasan mengenai proses belajar gerak tidak hanya menyangkut ingatan kognitif, tetapi juga menyangkut ingatan gerak.  Yang dimaksud ingatan gerak adalah kemampuan melakukan kembali geraka-gerakan yang pernah bisa dilakukan.
2.      Kondisi Eksternal
Kondisi eksternal dalam belajar gerak adalah keadaan luar diri pelajar yang mempengaruhi proses belajarnya.  Kondisi internalyang utama dalam belajar gerak adalah berbentuk stimulus yang diberikan oleh guru atau pelatih.
Stimulus tersebut diberikan dalam bentuk :
Pemberian Penjelasan Gerak
           Pemberian penjelasan mengenai gerakan atau disebut juga sajian instruksi verbal perlu diperhatikan oleh guru secara singkat dan jelas, dengan menggunakan kata-kata yang sederhana agar mudah dimengerti.  Hal-hal penting yang perlu dijelaskan, adalah mengenai unsur-unsur bentuk gerakan dan kunci cara melakukannya, dan urut urutan gerakan yang seharusnya dilakukan.
Pemberian Contoh Gerakan
Pemberian contoh gerakan merupakan rangkaian dari pemberian penjelasan gerakan. 
Pemberian contoh gerakan akan memberikan gambaran yang nyata dan jelas mengenai apa dan bagaimana gerakan seharusnya dilakukan. 
Contoh gerakan sebagai model yang akan ditiru oleh pelajar seharunya dilakukan dengan benar dan diulang ulang beberapa kali untuk member kesempatan memahaminya.  Apabila gerakan cukup rumit,  hendaknya ditunjukan unsur-unsur pokonya dan kunci-kunci gerakan yang bias mempermudah gerakan.
Setelah pelajar diberi penjelasan dan contoh gerakan secukupnya, mereka diinstruksikan untuk mempraktekan gerakan.  Mempraktekan gerakan merupakan kegiatan utama yang melibatkan aktivitas fisik.  Pelajar harus melakukan berulang ulang gerakan yang dipelajari.
           Pada awal mempraktekan gerakan yang baru, pelajar kadang mengalami kesulitan.  Tetapi dengan mempraktekan berulang ulang kesulitan akan berkurang dan penguasaan gerakan semakin meningkat.  Meningkatnya penguasaan gerakan keterampilan bias ditandai berdasarkan indikator-indikator :
1.      Prinsip pengaturan giliran.
2.      Gerakan semakin terkontrol sesuai dengan kemauannya.
3.      Kesalahannya gerakan makin berkurang,
4.      Penampilan terbaiknya bias dicapai semakin konsisten.
Agar peningkatan penguasaan keterampilan, gerak bias dicapai secara optimal, perlu dilakukan pengaturan kondisi praktek yang baik melalui pemberian intruksi yang tepat.
 Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengaturan kondisi praktik.
1.      Prinsip Pengaturan Giliran
Pengaturan giliran adalah mempraktekan gerakan akan berpengaruh terhadap kecepatan peningkatan penguasaan gerakan.  Kepada semua pelajar perlu diberikan kesempatan yang cukup secara merata jangan sampai ada yang memperoleh giliran terlalu berlebihan dan ada yang terlalu kurang.  Kadang-kadang ada pelajar yang terlalu bersemangat dan ada yang terlalu pasif.  Dalam hal macam itu, pelatih perlu mengendalikannya.  Kepada yang terlalu bersemangat diarahkan agas bias mengatur pemanfaatan tenaganya secara efisien tanpa menjadikan semangatnya menurun, sedangkan yang terlalu pasif perlu diberi motivasi agar mau berlatih.
Pengaturan giliran erat kaitannya dengan pengaturan beban belajar atau beban latihan.  Dalam hal ini ada 2 model acara pengaturan gilira, yaitu :
1)      Distributed condition adalah prinsip pengaturan giliran mempraktikan gerakan di mana diadakan pengaturan waktu untuk praktik dan waktu untuk istirahat secara berseling seling.
2)      Massed condition adalah prinsip pengaturan giliran mepraktikan gerakan dimana pelajar harus mepraktikan gerakan secara terus menerus tanpa diselingi istirahat.
Sebagai model pengaturan giliran praktik yang tujuannya untuk menguasai gerakan keterampilan.  Model Distributed Condition  efektif disbanding model Massed condition.

2.      Prinsip Beban Belajar Meningkat
Pengaturan peningkatan beban belajar gerak dapat diwujudkan dalam bentuk pengaturan materi belajar :
1)      Dimulai dari yang mudah ke yang sukar.
2)      Dimulai dari yang sederhana ke yang kompleks.
3)      Dimulai dari gerakan yang kurang memerlukan tenaga ke yang lebih banyak memerlukan tenaga.
3.      Prinsip Kondisi Praktik Bervariasi
Di dalam belajar gerak, mempraktikan gerakan merupakan tahapan belajar paling berat karena harus melakukan aktivitas fisik yang cukup lama.  Disamping factor kelelahan, faktor kejemuan yang merupakan hambatan belajar yang paling besar.  Apabila kejemuan capet menghinggapi diri pelajar, maka sulit bagi pelajar untuk bias segera menguasai gerakan yang dipelajari.  Oleh karena itu pelatih perlu mengatur kondisi praktik agar tidak mudah menimbulkan kejemuan.  Cara yang bias dilakukan adalah mengatur kondisi praktik yang bervariasi.
Variasi kondisi praktek bias dibuat dalam bentuk :
1)      Dalam satu jam latihan jangan hanya mempraktikan satu pola gerak saja, melainkan perlu mempraktikan beberapa pola gerak dengan mempertimbangkan kesesuaian pola-pola gerak untuk dipadukan dan waktu yang tersedia.
2)      Praktik dilakukan dalam pemberian dalam bermacam macam formasi.
3)      Memperhatikan pemberian waktu istirahat secara berkala.
4)      Memberikan  cukup kebebasan dalam upaya masing masing pelajar untuk menguasai gerakan.
4.      Prinsip Pemberian Motivasi dan Menyemangati
Seseorang yang melakukan sesuatu dipengaruhi oleh kondisi kejiwaannya.  Seseorang mau berbuat sesuatu apabila didorong oleh adalanya alas an tertentu.  Demikian juga dalam belajar gerak.
Motivasi yang dinilai paling kuat adalah motivasi yang bersifat intrinsik yaitu yang timbul dari dalam diri pelajar sendiri.  Walaupun motivasi intriksik adalaha yang lebih baik, namun motivasi ekstrinsik tetap harus diberikan kepada pelajar.  Prisnsip pemberian hadiah atau pemberian hukuman bias diterapkan. Bias juga melakukan pujian, penghargaan atau pengakuan atas prestasi yang telah dicapai.

Penyampaian Umpan balik
Umpan balik adalah informasi yang diperoleh oleh pelajar setelah mempraktikan gerakan mengenai benar atau salahnya gerakan yang telah dilakukan.  Informasi tersebut sangat penting agar pelajar tahu mengenai seberapa baik ia telah mampu melakukan gerakan. Dengan demikian ia menjadi tahu juga perbaikan apa yang seharusnya diusahakan selanjutnya.  Berdasarkan sumbernya umpan balik dapat dibedakan menjadi 2 macam.

1)      Umpan balik internal
Yaitu umpan balik yang diperoleh secara langsung pada saat gerakan dilakukan.
2)      Umpan balik external
Yaitu umpan balik yang diperoleh melalui informasi yang didengar.
Pemberian umpan balik adalah penting, tetapi hendaknya dilakukan secukupnya saja karean apabila terlalu banyak umpan balik bisa menjemukan bagi pelajar. Secara kognitif sebenarnya pelajar sudah tahu kesalahannya.

3 komentar:

 

Blogger news