BAB II
PEMBAHASAN
KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU
A. Ayat Tentang Kewajiban Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu terutama untuk
memperdalam masalah agama khususnya, wajib bagi semua umat Islam seperti yang
disabdakan oleh Nabi Saw dalam salah satu haditsnya Yang Artinya : Mencari ilmu
itu wajib bagi setiap muslim (laki-laki maupun perempuan). (H.R. Ibnu Majah)
Kewajiban menunut ilmu juga diterangkan didalam Al Qur’an surat At Taubah ayat
122.
وَمَا كَانَ
الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ
مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا
رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Artinya :
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu poergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya. (Q.S. At-Taubah:122).
Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa
tidak sepantasnyalah umat Islam pergi ke medan perang secara keseluruhan.
Sesungguhnya mengikuti perang itu hukumnya fardhu kifayah, bukan fardhu a’in.
Mereka wajib mengikuti perang hanya
sebagian dan sebagian yang lain harus memperdalam ilmu pengetahuan untuk
memahami masalah agama dan masalah perang yang diterangkan dalam al Qur’an.
Setelah mereka mengetahui masalah hukum agama dan hikmahnya, maka mereka harus
memberikan peringatan kepada yang mengikuti perang setelah mereka kembali.
Artinya harus memberikan pelajaran kepada mereka setelah pulang dari medan
perang, sehingga menjadi tahu serta memahami masalah agama dan masalah perang.
Disamping itu juga membarikan peringatan kepada mereka tentang dampak kebodohan
dan meninggalkan amal perbuatan mereka. Dengan demikian mereka akan selalu
mengharap ridho Allah Swt. dan takut melakukan laranganNya serta dapat menjaga
diri dari perbuatan maksiat.
1. Jadi
kesimpulan kendungan ayat di atas adalah :
2.
Berperang membela agama Allah
hukumnya adalah fardhu kifayah.
3. Umat Islam
tidak boleh mengikuti perang semuanya, melainkan hanya sebagian dan yang lain
harus memperdalam ilmu pengetahuan.
Menunut ilmu untuk memperdalam masalah agama khususnya, wajib bagi umat Islam.
Pada ayat lain yaitu surat Al alaq : 1-5 yang berbunyi:
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmya yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling
pemurah. Yang mengajar (manusia ) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan
kepada kita (manusia) apa yang tidak diketahuinya.
Turunnya surat al alaq 1-5 menyuruh
kepada Nabi Saw untuk membaca, walaupun ketika itu beliau belum bisa membaca
dan menulis. Namun malaikat Jibril mendesaknya sampai 3 kali agar Nabi Saw
membaca, sampai akhirnya beliau membaca dengan dibimbing Malaikat jibril.
Hal itu menunjukkan bahwa untuk
dapat memahami petunjuk Allah Swt., yang diberikan melalui wahyuNya, maka
seseorang harus dapat membaca, karena membaca merupakan kunci ilmu pengetahuan.
Pada ayat kedua (2) surat tersebut
dijelaskan bahwa Allah Swt, menciptakan manusia dari segumpal darah kemudian menjadikannya
sebagai mahluk yang paling mulia. Ini menunjukkan betapa maha kuasanya Allah
dengan ilmu dari asal kejadian yang rendah mahkluk yang paling mulia.
Kemudian pada ayat ke 3 Allah Swt
menyuruh kembali untuk membaca, dengan menunjukkan betapa pentingnya membaca
yang hanya dapat diperoleh dengan latihan berulang-ulang. Seperti halnya nabi
saw, yang tidak dapat membaca, dengan bimbingan malaikat Jibril secara
berulang-ulang akhirnya beliau dapat membaca hingga mengantarnya menjadi
mahkluk yang paling mulia.
Dengan demikian rangkaian ayat dalam surat ini menunjukkan betapa pentingnya
memiliki kemampuan membaca dan menulis serta pentingnya ilmu pengetahuan yang
dapat mengangkat derajat manusia dihadapan Allah Swt.
Jadi kesimpulan kandungan ayat di atas adalah :
1. Sebagai umat
Islam, kita dituntut untuk membaca dan menulis serta memiliki ilmu pengetahuan
untuk meningkatkan derajat kita sebagai makhluk Allah.
2. Untuk dapat
membaca dan menulis harus diadakan latihan secara berulang-ulang.
3. Salah satu
penyebab terbelakangnya umat Islam dewasa ini adalah karena kurangnya
menghayati dan mengamalkan maksud ayat ini, dalam arti menganggap enteng dan
mengabaikan kemampuan membaca dan menulis serta pentingnya ilmu pengetahuan.
B. Hadits
Tentang Anjuran Menuntut Ilmu
Nabi Muhammad Saw, bersabda :
Yang artinya :jadilah kamu orang
yang pandai (mengajar) atau orang yang belajar atau orang yang cinta (ilmu)
atau mendengarkan dan janganlah kamu menjadi orang yang ke lima. Kalau
demikian, maka rusaklah engkau. (H.R. Baihaqi)
Dalam hadits tersebut Rasulullah
saw, menjelaskan tentang pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia. Beliau
menegaskan bahwa, sebaiknya manusia menjadi orang yang termasuk dalam 4 (empat)
kriteria, yaitu :
1. Orang yang
alim.
2.
Orang yang belajar, mencari ilmu. Mencari
ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim.
3.
Orang yang mau mendengarkan kebaikan
Allah SWT. memberikan anugerah kepada hambaNya berupa telinga agar dapat
mendengarkan kebaikan.
4. Orang yang
cinta terhadap kebaikan.
Kesimpulan hadits di atas yaitu :
1. Sebagai umat
Islam, apabila tidak pandai mengajar, maka harus belajar (mencari ilmu) atau
mendengarkan dan mencintai kebaikan.
2. Menuntut
ilmu itu wajib bagi setiap muslim, sejak lahir sampai liang lahat (kubur)
Selain yang dijelaskan di atas maka
ada hal lain yang perlu diketahui dalam menuntut ilmu seperti halnya kunci ilmu
seperti yang diriwayatkan oleh Abu Na’im melalui ali k.w.
Yang artinya : Ilmu merupakan perbendaharaan. Kuncinya
adalah bertanya karena itu bertanyalalah kalian, semoga Allah melimpahkan
rahmat kepada kalian. Sehubungan dengan masalah ini ada empat orang yang diberi
pahala, yaitu ; orang yang bertanya orang yang mengajarkan ilmu; orang yang
mendengarkan ilmu; dan orang yang mencintai ke-3nya (riwayat Abu Nai’im melalui
Ali k.w)
Penjelasan hadits di atas adalah
bahwa orang-orang yang terlibat dalam suatu majlis ilmu semuanya mendapat pahalah
yaitu orang-orang yang bertanya, orang yang mengajarinya, orang yang
mendengarkannya, dan orang yang mencintai mereka. Ilmu bagaikan perbendaharaan
dan kunci untuk menguasainya adalah bertanya. Oleh karena itu banyaklah
bertanya dalam belajar dalam pepatah dikatakan “bahwa malu bertanya sesat
dijalan”.
Selain dari itu kita juga wajib
mempelajari ilmu hati dan ilmu jiwa seperti dalam hadits dikatakan yang artinya
“Ilmu yang terdapat dalam kalbu (ilmu yang bermanfaat) dan ilmu yang terdapat
dalam lisan (yang merupakan hujjah bagi anak Adam)”.
Penjelas dan hadits di atas adalah
yang dimaksud ilmu dalam hati adalah ilmu yang diamalkan tanpa banyak bicara
dan pemiliknya mengamalkannya dengan tulus ikhlas bukan karena pamer atau riya,
melainkan hanya karena Allah semata. Sedangkan ilmu yang hanya dilisan saja,
akan menjadi bumerang bagi pemiliiknya karena ia tidak mengamalkannya seperti
apa yang diancam dalam firmannya.
تَفْعَلُونَ لَا
مَا تَقُولُوا أَنْ
للَّهِ
اعِنْدَ مَقْتًا كَبُرَ
Artinya : Amat besar kebencian disisi allah, bahwa
kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.( Ash-Shaff:3)
Sehubungan dengan hal ini salah
seorang penyihir telah mengatakan apakah kamu melarang (orang lain untuk )
melakukan suatu perbuatan sedangkan kam usendiri masih mengerjakannya. Hal itu
merupakan sikap tercela yang paling besar.
Begitu juga Allah sangat membenci orang alim yang tidak mengamalkan ilmunya
(seperti ayat yang tertera di atas). Orang alim yang tidak mengamalkan ilmunya
akan dimasukkan ke dalam neraka, sikap dan perbuatanya itu termasuk dosa besar.
Mengapa dikatakan demikian, karena
ilmu merupakan kunci dari segala sesuatu. Barang siapa yang menghendaki pahala
akhirat maka ia harus berilmu begitu pula dengan yang lainnya. Setiap orang
yang beramal tanpa ilmu, maka amalnya ditolak dan diterima karena syarat utama
bagi diterimanya suatu amal ialah ilmu. Oleh karena itu, dikatakan bahwa
tidurnya orang yang alim lebih baik daripada ibadahnya orang yang bodoh (tidak
alim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar