BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Vitamin
Vitamin adalah
sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi
(ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah “vitamin” sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai
dalam pengertian biokimia karena tidak memiliki kesamaan struktur tetapi akhirnya dipertahankan
dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya “hidup” dan amina (amine)
yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa
banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N.
Sebagai salah satu
komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar proses metabolisme tubuh, dan tidak
berfungsi menghasilkan energi. Vitamin terlibat dalam proses enzimatik. Tubuh
memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu
diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita
karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang
vitamin disebut avitaminosis.
Pada umumnya vitamin
tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia) karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus
dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari
zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang
mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat di jaringan
bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K dan
vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh
bakteri.
Vitamin dinamakan
menurut nama abjad; namun sekarang dalam praktik mulai ditinggalkan, kecuali
beberapa vitamin tertentu, yang terlanjur populer penggunaannya.
Bedasarkan kelarutannya
vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air
(vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A,
D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam
air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak
dapat disimpan dalam tubuh.
B.
Sejarah
Vitamin
Istilah
vitamine pertama kali digunakan pada tahun 1912 oleyh Cashimir Funk di
Polandia. Dalam upaya menemukan zat di
dalam dedak beras yang mampu menyembuhkan penyakit beri-beri, ia menyimpulkan
bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh kekurangan suatu zat di dalam makanan
sehari-hari. Zat ini dibutuhkan untuk
hidup (vita) dan mengandung unsur nitrogen (amine), oleh sebab itu diberi nama
vitamine. Penelitian selanjutnya
membuktikan bahwa ada beberapa jenis vitamin yang ternyata tidak merupakan
amine. Oleh sebab itu, istilah
“vitamine” kemudian diubah menjadi vitamin.
C. Sifat – Sifat Umum
Vitamin Larut Lemak.
Adapun
sifat – sifat umum vitamin yang larut dalam lemak, diantaranya :
1. Larut
dalam lemak dan pelarut lemak.
2. Kelebihan
konsumsi dari yang dibutuhkan disimpan dalam tubuh.
3. Dikeluarkan
dalam jumlah kecil melalui empedu.
4. Gejala
defisiensi berkembang lambat.
5. Tidak
selalu perlu ada dalam makanan sehari-hari.
6. Mempunyai
prekursor atau provitamin.
7. Hanya
mengandung unsur-unsur C,H, dan O.
8. Diabsorbsi
melalui sistem limfe.
9. Hanya
dibutuhkan oleh organisme kompleks.
10. Beberapa
jenis bersifat toksik pada jumlah relatif rendah (6-10 X KGA)
D.
Fungsi
Vitamin
Vitamin
berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan, dan
pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bagian dari
Enzin. Sebagian besar koenzim terdapat
dalam bentuk apoenzim, yaitu vitamin yang terikat dengan protein. Hingga sekarang fungsi biokimia beberapa
jenis vitamin belum diketahui dengan pasti.
E.
Vitamin
E
Vitamin ini ditemukan
oleh Evans dan Bishop pada tahun 1920. Asal kata vitamin E atau
tokopherol adalah bahasa Griek :
Jadi vitamin E atau
tokopherol adalah vitamin yang penting artinya bagi proses reproduksi atau
kelangsungan keturunan. Vitmain ini sering disebut juga dengan anti sterilitas.
Vitamin E tidak berbau
dan tidak berwarna, sedangkan vitamin E sintetik yang dijual secara komersial
biasanya berwarna kuning muda hingga kecoklatan. Vitamin E larut dalam lemak
dan dalam sebagian besar pelarut organik, teptai tidak larut dalam air.
Adapun rumus kimia dari vitamin E (tokoferol=antisterilitas) adalah C29H50O2.
Vitamin E banyak
tersedia dalam sayuran dan minyak biji-bijian, yang dapat ditemukan dalam
bentuk margarine, salad dressing, dan shortening. Minyak kacang dan minyak
kulit gandum mempunyai konsentrasi vitamin E yang tertinggi. Tingkat
selanjutnya adalah minyak jagung dan minyak biji bunga matahari. Satu sendok
makan dari sumber tersebut mengandung lebih dari RDA vitamin E. Sebaliknya,
lemak hewani seperti butter dan susu hampir tidak mengandung vitamin E. Hal ini
karena vitamin E mudah rusak oleh pemanasan, maka akan lebih baik memperolehnya
dari makanan segar.
Angka kecukupan gizi
untuk vitamin E pada pria dan wanita telah ditetapkan yaitu 15 mg/hari. Hal ini
sudah sesuai dengan kebutuhan tubuh berdasarkan analisis dengan
deuterium-labeled vitamin E. Meskipun demikian karena vitamin larut lemak, maka
sumbernya jarang ditemukan di buah dan sayuran. Sumber utama dari vitamin E
adalah biji-bijian dan minyak nabati dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa
asupan vitamin E yang tinggi berhubungan dengan rendahnya risiko penyakit
kardiovaskuler.
Tabel nilai vitamin E total di dalam minyak tumbuh-tumbuhan (mg/100 gram)
Minyak
|
mg
|
Biji kapas
Jagung
Kacang kedelai
Kacang tanah
Kelapa
Kelapa sawit
Safflower
Zaitun
|
30-81
53-162
56-160
20-32
1-4
33-73
25-49
5-15
|
Fungsi vitamin E bagi
tubuh manusia antara lain :
RDA untuk vitamin E
adalah 10 mg perhari untuk pria dan 8 mg perhari untuk wanita.
Akibat kelebihan
Vitamin E tidak ditunjukkan oleh semua manusia, tetapi ada individu yang
menunjukkan gejala keracunan yang ditandai degan rasa mual.
Tabel angka kecukupan gizi
yang dianjurkan untuk vitamin E
Golongan
umur
|
AKG*
(mg)
|
Golongan
umur
|
AKG*
(mg)
|
0-6 bl
7-12 th
1-3 th
4-6 th
7-9 th
Pria:
10-12 th
13-15 th
16-19 th
20-45 th
46-59 th
≥ 60 th
|
3
4
6
7
7
10
10
10
10
10
10
|
Wanita:
10-12 th
13-15 th
16-19 th
20-45 th
46-59 th
≥60 th
Hamil:
Menyusui:
0-6 bl
7-12 bl
|
8
8
8
8
8
8
10
12
10
|
Sumber: Widyakarya Pangan dan Gizi, 1998
*Angka kecukupan gizi yang dianjurkan
F.
Vitamin
K
Vitamin ini ditemukan
oleh De. Dam dari kopenham pada tahun 1935. Vitmain ini dikenal sebagai
coagulation vitamin, karen iti penting artinya mencegah pendarahan yang
berakibat fatal.
Vitamin K adalah
vitamin yang cukup tahan terhadap panas, vitamin ini juga tidak mudah rusak
oleh cara memasak, bisa termasuk cara memasak menggunakan air. Vitmain K tidak
tahan terhadap alkali dan cahaya. Adapun rumus kimia dari vitamin K adalah C31H46O2.
Sistem pencernaan dari
manusia mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K, yang sebagian
diserap dan disimpan didalam hati. Tubuh perlu mendapat tambahan vitamin K dari
makanan.
Bahan Makanan
|
µg
|
Bahan Makanan
|
µg
|
Susu sapi
Keju
Mentega
Ayam
Daging sapi
Hati sapi
Hati ayam
Minyak jagung
Jagung
Gandum
Tepung terigu
Roti
|
3
35
30
11
7
92
7
10
5
5
4
4
|
Asparagus
Buncis
Brokoli
Kol
Daun selada
Bayam
Kentang
Tomat
Pisang
Jeruk
Kopi
Teh hijau
|
7
14
200
125
129
89
3
5
2
1
38
712
|
Sumber: R. E. Olson. 1973
dalam Wilson, E.D, K.H. Fisher dan P.A. Garcia, Principles of Nutrition, 1979, hlm. 194.
Fungsi vitamin k bagi
tubuh adalah :
Kebanyakan sumber
vitamin K didalam tubuh adalah hasil sintesis oleh bakteri di dalam sistem
pencernaan. Sumber vitamin K dalam makanan adalah hati, sayur-sayuran berwarna
hijau yang berdaun banyak, sayuran sejenis kobis (kol) dan susu.
Akibat kekurangan
(defisiensi) vitamin K adalah tidak dapat dibentuknya prothrombin oleh
hati, sehingga darah sulit membeku jika mengelami luka. Tetapi kekurangan ini
tidak lazim terjadi, karena vitamin k terdapat secara luas dalam makanan.
Kelebihan (ekses)
Vitamin K diberikan dalam entuk berlebihan nberupa vitaminK sintetik
menadion. Gejala vitamin \k adalah hemolisis sel darah merah, sakit jantung (jaundice)
dan kerusakan pada otak.
Tabel angka kecukupan gizi
yang dianjurkan untuk vitamin K
Golongan
umur
|
AKG*
(µg)
|
Golongan
umur
|
AKG*
(µg)
|
0-6 bl
7-12 th
1-3 th
4-6 th
7-9 th
Pria:
10-12 th
13-15 th
16-19 th
20-45 th
46-59 th
≥ 60 th
|
5
10
15
20
20
45
65
70
80
80
80
|
Wanita:
10-12 th
13-15 th
16-19 th
20-45 th
46-59 th
≥60 th
Hamil:
Menyusui:
0-6 bl
7-12 bl
|
45
55
60
65
65
65
65
65
65
|
Sumber: Widyakarya Pangan dan Gizi, 1998
*Angka kecukupan gizi yang dianjurkan
G. Metabolisme
Metabolisme vitamin E merupakan kunci untuk mencegah akumulasi
bentuk-bentuk vitamin E selain α-tokoferol. Pada pemberian sumplementasi α-,
dan γ-tocopherol pada manusia, diketahui bahwa γ-tokoferol lebih cepat
dimetabolisme dan dikeluarkan dibandingkan dengan bentuk α-nya.
α-tokoferol merangsang metabolisme dan ekskresi non-α-tokoferol dengan meningkatkan
kadar CYP3A. Pengaturan ini penting untuk menjaga tubuh dari efek ekumulasi
tokoferol yang berlebihan.
Sebanyak 50-80% vitamin K dalam usus halus diabsorpsi dengan bantuan empedu
dan cairan pancreas. Setelah diabsorpsi di dalam usus halusbagian atas, vitamin
K dikaitkan dengan kilomikron untuk diangkut melalui system limfe ke hati. Dari
hait vitamin K diangkut terutama oleh lipoprotein VLDL di dalam plasma ke
sel-sel tubuh.
BalasHapusDonaco Poker Sebagai Situs Agen Poker Online Uang Asli Yang Menyediakan Transaksi Dari Bank Bca, Bni, Bri, Mandiri dan Danamon Memberikan Minimal Deposit Yang Sangat Murah Serta Menyediakan Hadiah Jackpot Setiap Harinya Dan Bisa Bermain Dengan Para Player Dari Seluruh Kota Yang Ada Di Indonesia.
Waktu Yang Relatif Singkat Dalam Semua Proses Transaksi Akan Semakin Membuat Para Member Betah Dan Puas.
Hubungi Kami Secepatnya Di :
WHATSAPP : +6281333555662