1.
Konsumsi Oksigen Maksimal (VO2max)
Menurut
Welsman JR, (1996:89) dikutip dari karya ilmiah Adhikarmika Uliyandari (2009:5) VO2max adalah jumlah maksimal
oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai
akhirnya terjadi kelelahan. Karena VO2max ini dapat membatasi kapasitas
kardiovaskuler seseorang, maka VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari
ketahanan aerobik . Rodrigues AN,(2006:426). VO2max juga dapat diartikan
sebagai kemampuan maksimal seseorang untuk mengkonsumsi oksigen selama
aktivitas fisik pada ketinggian yang setara dengan permukaan laut. VO2max
merefleksikan keadaan paru, kardiovaskuler, dan hematologik dalam pengantaran
oksigen, serta mekanisme oksidatif dari otot yang melakukan aktivitas. Secara
teori, nilai VO2max dibatasi oleh cardiac output, kemampuan sistem
respirasi untuk mengantarkan oksigen ke darah, atau kemampuan otot untuk
menggunakan oksigen. Dengan begitu, VO2max pun menjadi batasan kemampuan
aerobik, dan oleh sebab itu dianggap sebagai parameter terbaik untuk mengukur
kemampuan aerobik (atau kardiorespirasi) seseorang. Dikutip dari karya ilmiah Adhikarmika Uliyandari (2009:5) VO2max
merupakan nilai tertinggi dimana seseorang dapat mengkonsumsi oksigen selama
latihan, serta merupakan refleksi dari unsur kardiorespirasi dan hematologik
dari pengantaran oksigen dan mekanisme oksidatif otot Verducci F(1981:261).
Dengan demikian orang dengan daya tahan kardiorespirasi yang baik memiliki
nilai VO2max lebih tinggi dan dapat melakukan aktivitas lebih lama dibanding
mereka yang memiliki nilai VO2max rendah.
a.
Satuan
VO2max
dinyatakan sebagai volume total oksigen yang digunakan per menit (ml/menit).
Semakin banyak massa otot seseorang, semakin banyak pula oksigen (ml/menit)
yang digunakan selama latihan maksimal. Untuk menyesuaikan perbedaan ukuran
tubuh dan massa otot, VO2max dapat dinyatakan sebagai jumlah maksimum oksigen
dalam mililiter, yang dapat digunakan dalam satu menit per kilogram berat badan
(ml/kg/menit).
b.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Nilai VO2max
Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi nilai VO2max dapat disebutkan sebagai berikut.
1)
Umur
Penelitian
cross-sectional dan longitudinal nilai VO2max pada anak usia 8-16 tahun
yang tidak dilatih menunjukkan kenaikan progresif dan linier dari puncak
kemampuan aerobik, sehubungan dengan umur kronologis pada anak perempuan dan
laki-laki. VO2max anak laki-laki menjadi lebih tinggi mulai umur 10 tahun. Amstrong
N. (2006 82 : 406), walau ada yang berpendapat latihan ketahanan tidak
terpengaruh pada kemampuan aerobik sebelum usia 11 tahun. .Puncak nilai VO2max
dicapai kurang lebih pada usia 18-20 tahun pada kedua jenis kelamin Fox SI.
Muscle (2003;343).Secara umum, kemampuan aerobik turun perlahan setelah usia 25
tahun.
Penelitian dari
Jackson AS et al. menemukan bahwa penurunan rata-rata VO2max per tahun adalah
0.46 ml/kg/menit untuk pria (1.2%) dan 0.54 ml/kg/menit untuk wanita (1.7%).
Penurunan ini terjadi karena beberapa hal, termasuk reduksi denyut jantung
maksimal dan isi sekuncup jantung maksimal Jenis kelamin
Menurut
Imanudin Iman (2008:66) kemampuan
aerobik wanita sekitar 20% lebih rendah dari pria pada usia yang sama. Hal ini
dikarenakan perbedaan hormonal yang menyebabkan wanita memiliki konsentrasi
hemoglobin lebih rendah dan lemak tubuh lebih besar. Wanita juga memiliki massa
otot lebih kecil daripada pria. Menurut Armstrong N. (2006;82) Mulai umur 10
tahun, VO2max anak laki-laki menjadi lebih tinggi 12% dari anak perempuan. Pada
umur 12 tahun, perbedaannya menjadi 20%, dan pada umur 16 tahun VO2max anak
laki-laki 37% lebih tinggi dibanding anak perempuan.
2)
Suhu
Dikutip dari karya
ilmiah Adhikarmika Uliyandari (2009:5)
Pada fase luteal menstruasi, kadar progesteron meningkat. Padahal progesteron
memiliki efek termogenik, yaitu dapat meningkatkan suhu basal tubuh. Efek
termogenik dari progesteron ini rupanya meningkatkan BMR. Solomon (1982). sehingga akan berpengaruh pada kerja
kardiovaskuler dan akhirnya berpengaruh pula pada nilai VO2max secara tidak
langsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar